Header Ads

  • Breaking News

    Cara Menanam Selada Yang Baik Dan Benar

    Selada (Lactuca sativa L.) yang termasuk dalam famili Compositae adalah sayuran berumur semusim. Tanaman ini berasal dari daerah beriklim sedang di kawasan Asia Barat dan Amerika, sebelum akhirnya meluas ke berbagai Negara, termasuk ke Negara-negara yang beriklim panas. Di Indonesia, selada belum berkembang dengan pesat sebagaimana jenis sayuran lainnya. Hanya daerah yang menjadi pusat-pusat produsen sayur saja yang banyak ditanami selada.
    Untuk membudidayakan selada, dibutuhkan lingkungan atau tempat tumbuh beriklim dingin atau sejuk dengan temperatur antara 15-20 ºC. Tanah yang ideal untuk tanaman ini adalah tanah liat berpasir yang gembur dan subur dengan pH antara 5,0 – 6,8, tidak mudah tergenangi air dan mengandung banyak bahan organik. Karena tanaman selada tidak tahan terhadap hujan lebat. maka penanaman sebaiknya dilakukan pada akhir musim penghujan.
    Selain faktor alam sebagaimana tersebut di atas, untuk dapat meraih hasil dalam membudidayakan tanaman selada harus memperhatikan faktor-faktor  dan cara menanam selada yang baik berikut ini:
    1. Pembenihan dan Pembibitan
      Tanaman selada dikembangkan dengan biji. Benih selada dalam bentuk biji tersebut bisa disebarkan langsung di atas bedengan, namun yang paling baik adalah disemaikan terlebih dahulu di lahan persemaian selama kurang lebih satu bulan, atau disaat bibit tanaman tersebut telah memiliki 3 – 5 helai daun. Pembibitan dengan persemaian selain dapat menghemat benih, juga memudahkan pemeliharaan bibit, karena bibit yang akan dipindah tanamkan dapat terlebih dahulu diseleksi.
    2. Pengolahan Tanah
      Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mencangkul atau membajak untuk membalikkan tanah. Setelah itu tanah dikeringkan selama ± 15 hari, sebelum kembali diolah dengan membentuk bedengan atau cukup diratakan selama di sekeliling lahan diberi parit pembuangan air dengan lebar 40-60 cm dan dalam 50-60 cm. Jika dibentuk bedengan, lebar parit tersebut adalah 80-120 cm sedang tingginya 30-40 cm, sehingga setiap bedengan bisa ditanami 3-5 barisan tanaman dengan jarak antar bedeng 30-40 cm.
    3. Penanaman
      Karena selada tergolong tanaman yang tidak tahan terhadap hujan lebat, maka waktu tanam sebaiknya dilakukan pada akhir musim hujan atau sekitar bulan Maret/April, pada pagi atau sore hari.
      Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menanam selada, yakni dengan :
      • Menyebarkan benihnya secara langsung, atau
      • Memindahkan bibit yang telah disemai ke lahan tanam.
      Namun, sebagaimana tersebut di atas, cara penanaman yang paling baik adalah dengan menyemai bibit terlebih dahulu.
    4. Pemeliharaan
      Dalam masa pemeliharaan, tanaman selada memiliki beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti:
      • Penyiangan
        Selada sudah harus disiangi ketika berumur 2 minggu. Hal ini disebabkan karena akar selada yang menancap di tanah dangkal, sehingga tidak mampu untuk bersaing dengan tanaman lain utamanya rumput-rumput liar dalam menyerap hara. Fungsi lain dari penyiangan adalah untuk menekan serangan hama/penyakit. Penyiangan dilakukan dengan Interval satu minggu sekali.
      • Pengairan
        Karena tanaman selada butuh air yang cukup, maka pengairan juga harus mendapat perhatian, utamanya di daerah dataran rendah yang suhu udaranya lebih panas serta sering kekurangan air. Kebutuhan air wajib dipenuhi pada masa awal penanaman, disaat tanaman berumur 2 minggu, atau saat penyiangan pertama, juga pada waktu tanaman berumur satu bulan.
      • Penyiraman
        Penyiraman bisa dilakukan dengan langsung menyiramkan air ke bagian batang dan daun tanaman, bisa juga dengan mengalirkan air melalui parit-parit pengairan di kanan-kiri lahan penanaman. Perhatikan kondisi parit pengairan, agar senantiasa dapat melewatkan kelebihan air di saat turun hujan lebat. Jangan sampai ada air yang tergenang cukup lama di sekitar tanaman, karena akan merusak perakaran dan menyebabkan tanaman menjadi roboh. 
      • Pemupukan
        Jika tanaman terlihat kurang subur, berikan pupuk tambahan berupa pupuk kandang sebanyak 2 ton untuk satu hektar lahan. Pupuk kandang yang baik adalah yang mengandung unsur nitrogen yang tinggi seperti kotoran ayam. Selain pupuk kandang, dapat pula ditambahkan pupuk kimia, dengan dosis untuk setiap satu hektar lahan sebanyak 200 kg urea, 100 kg TSP, dan 100 kg KCI 100 kg
    5. Hama dan Penyakit
      Selada memiliki beberapa hama dan penyakit yang mengganggu seperti:
      • Kutu Daun
        Jenis hama yang paling banyak menyerang tanaman selada adalah kutu daun. Akibat yang ditimbulkan dari hama ini berupa mengerut dan mengeringnya daun karena kurang cairan. Tanaman muda yang terserang kutu daun, pertumbuhannya tidak dapat sempurna atau kerdil. Untuk mengendalikan kutu ini, diperlukan Insektisida, seperti Diazinon, Orthene 75 SP, maupun Bayrusil. Cara pemakaiannya dengan menyemprotkan insektisida tersebut dengan dosis 2 cc/l air.
      • Thrips
        Hama lain yang juga kerap menyerang tanaman selada adalah thrips. Ciri dari serangan hama ini berupa menguning dan mengeringnya daun sebelum akhirnya tanaman mati. Untuk mengendalikan hama ini dapat digunakan Tamarot 200 EC, Bayrusil 250 EC, atau Tokuthion 500 EC dengan dosis 2 ml perliter air.
      • Penyakit busuk batang
        Untuk jenis penyakit yang sering menyerang tanaman selada adalah penyakit busuk batang. Gejalanya ditandai dengan melunak dan berlendirnya batang, sedang akibat yang ditimbulkannya adalah membusuknya akar. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani. Untuk mencegahnya, lahan harus senantiasa dijaga kebersihannya serta mengurangi kelembaban lahan. Dapat pula dengan menyemprotkan fungisida Maneb atau Dithane M 45 dengan dosiss 2 g/l.
    6. Panen dan Pasca Panen
      Setelah berumur 2-3 bulan, tanaman Selada dapat dipanen. Cara melakukan pemanenan selada dengan memotong bagian tanaman yang ada di atas permukaan tanah, atau dengan mencabut tanaman bersama dengan akarnya. Akar selada hasil panen tersebut selanjutnya dicuci, dan daun-daunnya yang rusak dibuang. Selada lantas dikelompokkan berdasarkan ukurannya sebelum dijual. Tindakan pasca panen ini harus dilakukan dengan secepat mungkin karena tanaman selada tidak tahan terhadap panas dan penguapan. Karena itu, jika jeda waktu yang dibutuhkan sebelum dipasarkan cukup lama, simpanlah selada tersebut di tempat lembab dan berada dekat dengan air, atau dengan mencipratkan air secara rutin. Untuk setiap satu hektar lahan tanam, produktivitas tanaman selada bias mencapai 15 – 20 ton.

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad

    ad728