Mengenal Pohon Rasamala (Altingia excelsa Noronha)
Pohon Rasamala atau Altingia excelsa Noronha merupakan pohon hutan yang dapat tumbuh hingga mencapai 40-60 meter. Pohon rasamala pertama kali ditemukan oleh peneliti yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda bernama Willem Arnold Alting pada tahun 1724-1800. Selain Alting, sebenarnya pohon ini juga diteliti oleh seorang ahli botani yang berasal dari Portugis, bernama Fransisco Noronha yang tengah berkunjung ke Pulau Jawa.
Tingkatan taksonomi Altingia excelsa menurut Woodland (1997) adalah sebagai berikut:
Kingdom | Plantae |
Divisi | Spermatophyta |
Kelas | Magnoliopsida |
Ordo | Hamamelidales |
Famili | Hamamelidaceae |
Genus | Altingia |
Spesies | A. excelsa Noronha |
Kawasan Asia merupakan sebaran utama dari pohon rasamala. Pohon ini tersebar mulai dari Tibet Selatan, Assam (India), hingga Asia Tenggara termasuk Cina Selatan hingga Malesia (Indomalaya).
Di kawasan Indo Malaya atau Melanesia, terdapat jenis rasamala yang hanya ada di daerah ini, yaitu A. excelsa yang tersebar dari Himalaya menuju ke wilayah lembap di Myanmar hingga Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Jawa.
Di beberapa tempat di Indonesia, rasamala juga dikenal dengan sebutan lain, seperti mala, tulasan dan mandung. Sedangkan masyarakat Melayu menamakannya dengan raksamala atau ra’samala. Berbeda pula sebutannya di daerah Sunda, disini pohon ini disebut dengan gadog. Begitu pula di Tapanuli yang menyebutnya tulason. Sedangkan di negara seperti di Burma dinamakan Nantayok, di Laos dinamakan Sop dan di Thailand dinamakan Hom.
Pohon ini juga menjadi vegetasi yang mendominasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).Di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terdapat pohon rasamala yang diperkirakan telah berusia 350 tahun. Pohon tua tersebut memiliki diameter sekitar 4 meter dan dimanfaatkan untuk menopang “Canopy Trail” yang merupakan salah satu jenis wisata di TNGGP.
Pohon Rasamala menjadi salah satu dari berbagai jenis tanaman yang sengaja ditanam oleh Perum Perhutani sebagai tanaman akan diambil manfaat kayunya. Di habitat hutan, rasamala menjadi pohon yang dimanfaatkan sebagai habitat 32 jenis burung. Selain itu, Owa Jawa juga memilih pohon rasamala untuk melakukan kegiatan dan mengeluarkan suara.
Ciri Morfologi & Karakteristik Pohon rasamala merupakan tumbuhan yang selalu hijau. Pada habitat alami, tinggi rasamala dapat mencapai 40 m hingga 60 m dengan cabang bebas 20 m hingga 35 m. Diameter batangnya sekitar 80 cm hingga 150 cm. Pada bagian kulit, memiliki tekstur halus dan berwarna abu-abu dan kayunya berwarna merah.
Pohon ini dapat tumbuh didaerah dengan ketinggian 500 m hingga 1500 m diatas permukaan laut dengan kondisi berbukit dan lembab. Curah hujan yang diperlukan adalah 100 mm per bulan pada kondisi tanah vulkanik yang subur.
Pohon rasamala muda memiliki tajuk yang rapat dan berbentuk seperti segitiga atau piramid kemudian semakin membulat sesuai dengan pertambahan usia pohon. Daun-daun rasamala berukuran 6 cm hingga 12 cm dan lebar 2,5 cm hingga 5 cm serta berbentuk lonjong dengan letak bergiliran. Tepi daun berbentuk bergerigi halus.
Bunga rasamala merupakan bunga berkelamin satu, sehingga terdapat bunga jantan dan betina di pohon yang sama. Berdasarkan karakternya, bunga yang tidak memiliki kelopak dan mahkota, benang sari yang banyak dan kepala putih berupa papila, maka secara alami penyerbukannya dibantu oleh angin atau serangga.
Pembibitan Pohon rasamala menghasilkan buah dan benih. Buahnya berwarna coklat dan berbentuk seperti kapsul dengan ukuran sekitar 1,2 cm – 2,5 cm. Buah ini terdiri dari 4 ruang dimana setiap ruang berisi 1 – 2 benih yang telah dibuahi dan benih yang tidak dibuahi berjumlah 35 benih.
Hampir sepanjang tahun pohon rasamala akan berbunga dan berbuah. Namun, pada bulan April dan Mei adalah waktu puncaknya dan pada bulan Agustus hingga Oktober merupakan waktu terbaik untuk mengumpulkan benihnya.
Buahnya dapat dipanen jika warnanya telah berubah menjadi hitam. Jika terlambat melakukan pemanenan, maka buah akan pecah dan benih akan tersebar. Benih tersebut memiliki aroma khas dan berbentuk pipih dengan sayap di sekelilingnya. Sistem perkecambahan benih rasamala adalah perkecambahan epigeal.
Untuk dapat digunakan sebagai bibit, buah rasamala harus diekstraksi dengan penjemuran selama 2 hari atau mengeringkannya pada suhu 38 derajat hingga 42 derajat Celcius selama 20 jam. Kemudian buah akan terbuka dan benih dapat diambil.
Ketahanan benih tersebut hanya sekitar 12 minggu jika dikeringkan hingga memiliki kadar air 5% – 8% dan menyimpannya di plastik kedap udara, serta disimpan dalam ruang bersuhu 5 derajat hingga 8 derajat Celcius.
Benih yang diambil sebaiknya segera ditabur karena viabilitas benih rasamala cepat menurun. Sebelum ditabur, sebaiknya merendam benih ke dalam air selama 24 jam kemudian ditebar pada media campuran pasir dan tanah.
Perkecambahan akan terjadi pada hari ke 10 dan setelah berumur 1 bulan, dapat dipindah ke media tanam yang lebih luas dan diberi pupuk organik.
Selanjutnya, biji dapat diambil dari dalam buah dengan cara ekstraksi atau penjemuran selama dua hari atau menggunakan alat pengering selama 20 jam pada suhu 38 hingga 42 derajat Celcius.
Setelah kering, secara alami buah rasamala akan pecah dan biji yang akan dijadikan benih dapat diambil. Selanjutnya, lakukan pemilihan kualitas benih berdasarkan beratnya.
Benih yang masih segar kemudian direndam selama 24 jam untuk selanjutnya dapat ditabur agar kualitas (viabilitas) benih tidak menurun. Sebab, berdasarkan hasil penelitian dari Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan Bogor menyatakan bahwa viabilitas benih hanya mampu bertahan sekitar 12 minggu pada benih yang benar-benar kering.
Media tabur benih pohon rasamala dapat menggunakan campuran pasir dan tanah dengan komposisi 1:1. Perkecambahan akan muncul pada hari ke-10. Apabila kecambah telah mencapai umur 1 bulan, maka dapat dipindah ke dalam polybag yang media tanamnya berisi campuran tanah, pupuk organik dan pasir.
Budidaya rasamala (Altingia excelsa Noronha) dapat dilakukan untuk tujuan pelestarian populasi serta mencukupi bahan baku kayu untuk kebutuhan manusia . Budidaya rasamala juga salah satu cara menyelamatkan alam sebagai penyeimbang kehidupan.
Pemanfaatan
Kayu Rasamala merupakan jenis kayu di Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi karena kuat dan bisa menghasilkan damar. Kayu yang dihasilkan dari pohon ini termasuk kayu yang kuat dan awet, sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Damar dari kayu Rasamala berbau harum, biasa digunakan sebagai campuran parfum ruangan oleh beberapa perusahaan di Indonesia.Jenis pohon Damar memiliki banyak manfaat, selain bisa digunakan sebagai bahan bangunan dan campuran parfum, daun pohon Damar yang masih muda juga bisa dibuat menjadi sayur , lalapan dan obat batuk. Biasanya daun yang masih muda berwarna merah dan tidak terlalu alot.
Selain itu, di Indonesia kayu ini biasa digunakan sebagai bahan baku jembatan, penyangga rel kereta api, bahan konstruksi bangunan, lantai hingga perahu. Pastinya masih banyak lagi manfaat dari jenis kayu ini karena bahannya yang kuat.
Populasi pohon rasamala saat ini tidak berada dalam kondisi kelangkaan atau terancam punah. Hal ini didukung oleh tidak adanya nama pohon rasamala dalam daftar IUCN Redlist maupun CITES. IUCN atau International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources adalah organisasi dengan anggota pemerintah, masyarakat sipil, dimana lembaga tersebut mengeluarkan IUCN Red List of Threatened Species berupa daftar status kelangkaan suatu spesies. Sedangkan CITES atau Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora adalah perjanjian internasional yang beranggotakan pemerintahan negara-negara di dunia untuk memastikan perdagangan spesies hewan dan tumbuhan tidak menyebabkan ancaman bagi kelangsungan hidup suatu spesies.
Meskipun tidak ada dalam kedua daftar status konservasi tersebut, tentu pemanfaatan bijak terhadap pohon ini harus dilakukan agar keberadaannya di alam tetap lestari.
Sumber:
https://www.facebook.com/hutanairlingkungan/posts/3097900556924755
https://rimbakita.com/pohon-rasamala/