Teknologi Pengelolaan Jerami pada Lahan Sawah Terdegradasi [PDF]
|
Kegiatan pertanian konvensional yang dilakukan sebagian besar petani saat ini hanya berorientasi pada memaksimalkan hasil dengan mengandalkan bahan kimia pertanian berupa pupuk anorganik dan pestisida sintetis yang telah banyak menimbulkan kerusakan lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan dengan kandungan hara dalam tanah tidak seimbang, keaneka-ragaman hayati tanah menurun, biomassa fauna tanah menurun, dan fluktuasi populasi jenis fauna dominan meningkat. Kemunduran sifat fisik, kimia, dan biologi tanah pada sebagian besar sistem pertanian konvensional dalam jangka panjang merupakan salah satu masalah yang serius bagi keberlanjutan usaha tani (Dumaresq and Geens 2001; Kabirun 2004). Bahan organik dalam tanah mempunyai peranan penting terhadap perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang sangat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi penggunaan pupuk bagi tanaman yang diusahakan.
Pada umumnya sampai saat ini, para petani belum menggunakan rekomendasi pemupukan sesuai dengan status hara tanah dan kebutuhan hara tanaman. Jerami padi belum digunakan secara optimum tetapi lebih banyak ditumpuk di pematang dan dibakar, digunakan untuk pakan ternak dan bahan media dalam budi daya jamur. Jerami padi yang kembali ke lahan hanya sisa hasil panen yang tertinggal di sawah. Dengan demikian, setiap musim tanam unsur hara makro N, P, K, dan makro sekunder Ca, Mg, dan S serta unsur-unsur mikro banyak terangkut keluar sehingga terjadi pengurasan unsur hara makro dan mikro secara terus menerus. Petani hanya mengembalikan unsur hara makro N, P, dan K saja, sehingga dalam jangka panjang dapat mengganggu kesuburan tanah dan penurunan produktivitas tanaman karena terjadinya ketidakseimbangan hara dalam tanah.
Unduh Artikel PDF Teknologi Pengelolaan Jerami pada Lahan Sawah Terdegradasi
|