Penanaman sawi pada lahan pertanian tergantung pada kondisi lingkungan, jenis sawi yang ditanam, dan tujuan pertanian. Berikut adalah beberapa teknik penanaman sawi pada lahan:
Penanaman manual
Ini adalah teknik penanaman tradisional yang dilakukan dengan menggunakan cangkul atau tangan. Benih sawi ditanam pada jarak yang sudah ditentukan dan ditutup dengan tanah.
Penanaman mekanis
Ini adalah teknik penanaman dengan menggunakan mesin pembenihan. Mesin ini dapat menanam benih sawi secara lebih cepat dan akurat dibandingkan dengan teknik manual.
Penanaman hidroponik
Ini adalah teknik penanaman dengan menggunakan air dan nutrisi yang dikontrol secara teratur. Teknik ini sering digunakan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman sawi dan meningkatkan hasil.
Hal terpenting dalam penanaman sawi adalah kedalaman penanaman sawi, tidak boleh terlalu dalam atau terlalu dangkal. Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah.
Tinggi bedeng 20-30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm. Seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 3-5 ton/ha, TSP 40 kg/ha, Kcl 15 kg/ha.
Jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm, 30 x 30 dan 20 x 20 cm.
Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 - 8 x 6 -10 cm.
Perlu diingat, setiap lubang yang ada kalian isi dengan 1 bibit saja. Cara memindahkannya pun butuh ketelitian dan tingkat konsentrasi yang tinggi jangan sampai ada akar yang patah ketika dipindahkan ke lubang tanam. Setelah bibit masuk kedalam lubang tanam, kalian tekan pada bagian tepi-tepi tanah agar bibit tidak jatuh dan tetap kokoh.
Jangan lupa untuk melakukan penyiraman agar tanah menjadi basah, namun apabila ketika masuk musim penghujan tiba, maka kalian jangan terlalu sering untuk menyiramnya, berbeda kondisi ketika masuk musim kemarau, maka kalian bisa melakukan penyiraman secara rutin dan sering.