Header Ads

  • Breaking News

    Cara Menanam Buncis Yang Baik Dan Benar

    Buncis (Phaseolus vulgaris L) adalah sayuran yang termasuk golongan famili Leguminosae. Tanaman buncis memiliki dua tipe, yakni tipe merambat (bersifat indeterminate) serta tipe tegak (bersifat determinate). Tanaman buncis tipe merambat mempunyai cabang yang lebih banyak serta buku bunga yang juga lebih banyak, sehingga berpotensi untuk memberi hasil yang lebih besar. Tipe buncis rambat mudah rebah karena panjangnya bisa mencapai 3 meter sehingga dibutuhkan lanjaran/turus agar tumbuh dengan baik. Tipe buncis tegak panjangnya tidak lebih dari 60 cm, sehingga tidak dibutuhkan turus atau lanjaran.
    Buncis dapat hidup di daerah beriklim basah maupun kering dengan ketinggian bervariasi. Buncis memerlukan curah hujan antara 1.500-2.500 mm/tahun serta cahaya matahari yang cukup yakni sekitar 400-800 feetcandles. Suhu ideal untuk pertumbuhannya antara 20o-25o C. Jika suhu < 20o pertumbuhannya akan terhambat karena proses fotosintesis terganggu. Sebaliknya, jika suhu > 25o jumlah polong jadi sedikit, karena proses pernafasan lebih besar dari proses fotosintesis), yang membuat energi lebih banyak untuk pernapasan daripada untuk pengisian polong. Sedang untuk kelembaban udara ± 55% (sedang).
    Tanaman buncis sangat menyukai jenis tanah andosol dan regosol karena drainasenya sangat baik. Tanah andosol yang bertekstur lempung hingga debu serta berwarna hitam, memiliki bahan organic yang tinggi, gembur dan permeabilitasnya sedang. Tanah jenis ini biasanya terdapat di daerah pegunungan dengan iklim sedang dan curah hujan di atas 2500 mm/tahun. Sedang tanah regosol memiliki tekstur pasir sampai berbutir tunggal dan permeable. Warna tanahnya kelabu, coklat serta kuning.
    Selain memperhatikan faktor alam sebagaimana tersebut di atas, untuk dapat sukses dalam membudidayakan tanaman buncis, harus pula diperhatikan beberapa pedoman teknis cara menanam buncis yang baik dan benar, sebagaimana terangkum di bawah ini:
    1. Pembibitan
      • Persyaratan Bibit
        Benih yang akan digunakan harus benih yang baik dan berasal dari pohon induk yang baik pula. Benih yang baik memiliki daya tumbuh minimal 80-85%, berbentuk utuh dan bernas, seragam, tidak tercampur varietas lain, berwarna mengkilat, tidak bernoda coklat pada mata bijinya, bersih dari kotoran, serta bebas dari hama/penyakit. Benih dengan daya tumbuh tinggi, dapat disimpan dalam waktu lama, tumbuhnya cepat dan merata, tahan dari serangan hama/penyakit, serta menghasilkan tanaman dewasa yang normal serta berproduksi tinggi.
      • Penyiapan Benih
        Mengingat sulitnya memilih benih yang baik, disarankan untuk membeli benih bersertifikat, sehingga kualitasnya dapat dijamin. Karena benih bersertifikat yang kita beli terkadang melebihi kebutuhan, maka harus pula diperhatikan cara penyimpanan benih yang baik. Untuk menyimpan kelebihan benih, simpanlah di tempat yang memiliki suhu 18o-20o C dengan kelembaban antara 50-60 %. Bila persyaratan tersebut terpenuhi, benih buncis dapat bertahan sampai dengan 3 tahun
    2. Pengolahan Media Tanam
      • Pembukaan Lahan
        Pembukaan lahan untuk budidaya tanaman buncis dilakukan dengan membersihkan permukaan tanah dari rerumputan, menggemburkan tanah, serta membuat parit-parit drainase. Pembersihan rerumputan (gulma) dapat dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma dengan tangan, cetok, atau cangkul. Jika lahan yang akan dipakai cukup luas, dapat pula digunakan traktor. Lakukan pula pemberantasan hama dengan pestisida organik, lewat bantuan bakteri EM dari pupuk cair organik. Tanah yang sudah bersih dari rerumputan/gulma tersebut, selanjutnya dibajak atau dicangkul 1-2 kali sedalam 20-30 cm.
      • Pembuatan Bedengan
        Buatlah bedengan guna memudahkan pekerjaan dengan ukuran panjang 5 meter, lebar 1 meter dan tinggi 20 cm, dengan jarak antara bedengan dengan yang lain sekitar 40-50 cm. Untuk lahan tanam yang sempit, bedengan tersebut diganti dengan guludan tanah dengan lebar 20 cm, panjang 5 meter, tinggi 10-15 cm dan jarak antara guludan yang satu dengan yang lain 70 cm.
      • Pengapuran
        Lakukan pengapuran untuk menaikkan pH, karena tanah di Indonesia pada umumnya bersifat asam (pH <7). Pengapuran, dilakukan dengan menggunakan batu kapur kadolomite, kalsit, gips, atau batu kapur talk, dengan dosis 480 kg/ha. Pengapuran dilakukan 2-3 minggu sebelum penanaman. Caranya dengan mencangkul/menggemburkan tanah, kemudian menyebarkan kapur secara merata, dan mencangkul kembali tanah agar bercampur dengan kapur secara merata.
      • Pemupukan
        Tingkatkan kesuburan tanah dengan memberikan pupuk kandang/kompos sebanyak 15-20 kg/10 m2. Caranya dengan menaburkan pupuk kandang/kompos di sepanjang larikan. Untuk mencegah serangan nematode dan Nematoda Meloidogyne sp,. gunakan pestisida organik yang dilakukan bersamaan dengan saat pemberian pupuk dasar .
    3. Teknik Penanaman
      • Penentuan Pola Tanam
        Karena penanaman dilakukan pada bedengan/guludan, maka pola tanam yang digunakan adalah pola pagar atau barisan guna mempermudah pekerjaan selanjutnya, seperti pengairan, pemeliharaan, pembumbunan, pemupukan, dan panen. Jarak tanamnya adalah 20 x 50 cm, dan bisa dipersempit menjadi 20 X 40 cm kondisi tanah dipastikan memiliki kesuburan yang tinggi. Tujuan dari mempersempit jarak tanam ini adalah untuk menghindari gulma, karena pada tanah yang subur gulma lebih cepat tumbuh.
      • Pembuatan Lubang Tanam
        Lubang tanam dibuat dengan cara ditugal dengan kedalaman 4-6 cm untuk tanah-tanah yang gembur, sedang untuk tanah liat kedalamannya 2-4 cm. Hal ini disebabkan karena tanah liat memiliki kandungan air yang cukup banyak, sehingga ditakutkan akan membuat benih busuk sebelum berkecambah.
      • Cara Penanaman
        Benih buncis dapat langsung ditanam di lahan penanaman dan tidak diperlukan persemaian karena tanaman buncis sukar dipindahkan, untuk setiap lubang tanam, dapat diisi dengan 2-3 butir benih. Setelah biji dimasukkan ke dalam lubang, tutup kembali lubang tersebut dengan tanah.
    4. Pemeliharaan Tanaman
      • Penyulaman
        Penyulaman dilakukan sebelum umur tanaman 10 hari, agar pertumbuhan bibit dapat merata dan pemeliharaan lebih mudah. Penyulaman dilakukan dengan mengganti benih yang tidak tumbuh dengan benih yang baru.
      • Pengguludan
        Saat umur tanaman lebih dari 20 hari dan 40 hari, lakukan peninggian guludan atau bedengan, guna merangsang tanaman untuk memperbanyak akar, sehingga dapat menguatkan tumbuhnya tanaman serta memelihara struktur tanah.
      • Pemangkasan
        Tanaman buncis perlu dipangkas agar ranting-ranting bertambah banyak, karena jika ranting bertambah banyak maka buah yang dihasilkannya pun juga akan bertambah banyak, Pemangkasan dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu dan 5 minggu.
      • Pemupukan
        Pemupukan dapat dilakukan saat tanaman berumur 14-21 hari setelah tanam, Cara pemupukan cukup dengan ditunggal sekitar 10 cm dari tanaman, kemudian ditutup kembali cara diinjak kaki atau dengan menggunakan tunggal tersebut. e. Pengairan
        Pada musim penghujan, tanaman praktis tidak perlu diairi, karena sudah terpenuhi dari air hujan. Justru yang perlu diperhatikan adalah pembuangan air yang berlebihan melalui parit-parit yang terdapat di antara bedengan/guludan. Jika penanaman dilakukan pada musim kemarau, lakukan penyiraman 2 kali sehari saat tanaman berumur 1-15 hari.
    5. Panen dan Pasca Panen
      • Ciri dan Umur Panen
        Tanaman buncis mulai dapat dipanen saat berumur 60 hari dengan polong memiliki ciri-ciri sebagai berikut: biji dalam polong belum menonjol, permukaan kulitnya agak kasar, warna polong agak muda dan suram, dan bila polong tersebut dipatahkan akan mengeluarkan bunyi letup.
      • Cara Panen
        Saat panen harus ditentukan secepat mungkin, karena jika sampai terlambat beberapa hari saja, maka polong dapat terserang penyakit bercak Cercospora. Panen dilakukan dengan cara dipetik tangan. Hindari penggunaan alat seperti pisau dan benda tajam lainnya karena dapat menimbulkan luka pada polong.
      • Periode Panen dan Prakiraan Produksi
        Panennya dapat dilakukan secara bertahap setiap 2-3 hari sekali, agar polong yang diperoleh dapat seragam dalam tingkat kemasakkannya. Hentikan pemetikan pada saat umur tanaman lebih dari 80 hari, atau sejumlah 7 -8 kali panen. Untuk hasil panen dari setiap hektar lahan, diperkirakan mencapai 150 kuintal polong segar.
      • Sortasi
        Sortasi dilakukan dengan memisahkan polong buncis yang baik dengan yang cacat akibat serangan hama/penyakit, serta polong yang tua atau polong yang patah saat panen. Proses sortasi dilakukan di tempat-tempat pengumpulan yang berada tidak jauh dari lahan pertanian. Tempat sortasi ini harus terlindung dengan baik, agar polong buncis tidak cepat layu.
      • Penyimpanan
        Buncis tergolong perishable food, yakni jenis sayuran yang cepat rusak atau busuk jika disimpan lama. Karena sifat itulah maka diperlukan penyimpanan khusus jika tidak ingin langsung dikonsumsi. Untuk menyimpan buncis, letakkan di tempat yang memiliki suhu 0o – 4,4o C dan kelembaban 85-90%. Dengan cara itu umur kesegaran buncis dapat bertahan sampai dengan 2-4 minggu.

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad

    ad728